Lompat ke konten
Home » Cara Saya Menemukan Saham Multibagger

Cara Saya Menemukan Saham Multibagger

Semua investor saham di pasar modal memimpikan bisa untung dari saham multibagger. Termasuk saya juga. Tapi apakah di market selalu tersedia saham yang berpotensi jadi multibagger? Jika iya, bagaimana cara menemukan saham multibagger di antara 771 saham yang listing di BEI sampai hari ini?

Well, kali ini mari kita ulas tentang saham multibagger. Biar saya dan juga Anda menjadi lebih semangat berinvestasi di pasar modal Indonesia. Lets go!

Baca juga: 5 Jurus Investasi Reksadana yang Menguntungkan

Apa itu Saham Multibagger?

Istilah saham multibagger pertama kali diperkenalkan oleh Peter Lynch pada tahun 1988. Peter Lynch adalah seorang investor kawakan di Amerika.

Konon, istilah multibagger berasal dari kata ‘bagger’ yang mana kata ‘bagger’ merujuk pada istilah basis poin dalam permainan baseball. ‘Two bagger’ artinya double poin, ‘tri bagger’ adalah triple poin.

Nah, istilah ini berpindah ke stock market alias pasar saham. Suatu saham yang naik sampai berlipat-lipat dari nilai perolehan kemudian di sebut saham multibagger.

Jadi, saham multibagger adalah saham yang nilainya naik berlipat-lipat dari nilai perolehan. Jadi bukan hanya naik sekali atau dua kali lipat melainkan berkali-kali lipat.

Contoh Saham Multibagger

Kisah saham multibagger di dunia pasar saham nyatanya bukan hanya mimpi belaka. Banyak investor di dunia yang beruntung pernah mendapatkan cuan berlimpah dari saham multibagger.

Berikut ini adalah beberapa contoh saham multibagger yang bisa kita lihat sampai hari ini.

Pertama, dari Warren Buffet sang investor legendaris dunia pasar saham. Ia mencicil pembelian saham Apple dari 2016 sampai 2018 hingga memegang 5% saham Apple. Total dana investasi yang diberikan ketika itu sebesar 36 milyar USD.

Saat ini, saham Apple sudah melonjak harganya, dan nilai investasi Buffet diperkirakan mencapai 160 milyar USD. Artinya, Buffet meraup untung kurang lebih 124 milyar USD atau sekitar 1.781 triliun rupiah. Ngeri ya?

Contoh saham multibagger kedua, di Indonesia kita punya bapak Lo Kheng Hong, seorang value investor yang kesaktiannya menjadi inspirasi banyak investor.

Pada saat krisis moneter tahun 1998, pasar saham Indonesia anjlok. Pak Lo Kheng Hong mengambil langkah tepat dengan membeli saham United Tractors pada harga Rp 250 per lembar saham. Total investasi Pak Lo saat itu sekitar 1,5 milyar rupiah.

Enam tahun berselang, harga saham United Tractors mencapai Rp 15.000 per lembar saham. Pak Lo menjual kepemilikan sahamnya dan menikmati kapital gain sekitar 5.900% dari investasi awalnya. Konon, keuntungan Pak Lo saat itu mencapai 90 milyar rupiah.

Masih ada banyak investor lain yang sudah berhasil mendapatkan keuntungan berlipat dari saham multibagger. Anda bisa mencari tahu sendiri.

Cara Menemukan Saham Multibagger

Well, setelah mengetahui keuntungan para investor yang berhasil cuan besar dari saham multibagger, Anda tentunya juga berminat kan?

Kenyataannya, di dunia pasar saham, tidak mudah untuk menemukan suatu saham yang bisa menjadi multibagger untuk kita meraup keuntungan investasi. Benar-benar tidak mudah.

Nah, berikut ini ada beberapa tips cara menemukan saham multibagger dan bagaimana kriteria saham yang berpotensi cuan berkali-kali lipat.

1. Seleksi Saham yang Murah

Step pertama untuk mencari saham yang berpotensi multibagger adalah menyeleksi saham-saham yang harganya amat sangat murah. Mengapa?

Ya karena saham murah berpotensi lebih besar untuk naik berkali-kali lipat dibanding saham yang sudah mahal, meskipun kinerja dan fundamentalnya sama-sama bagus. Saham murah memiliki ruang yang luas untuk tumbuh sedangkan saham mahal ruang tumbuhnya sudah terbatas.

Sebagai permulaan, menyeleksi saham-saham murah bisa dilakukan dengan menu screener pada aplikasi sekuritas.

Saya biasanya menggunakan screener di sekuritas saya dengan batasan PBV di bawah 1 dan PER dibawah 4. Lalu akan muncul semua saham murah yang PBV nya dibawah 1 dan PER nya dibawah 4.

Fitur Screener Saham pada Aplikasi Sekuritas

Data hasil screener ini lalu saya analisa kembali. Saya hitung berapa nilai indikator-indikator valuasi saham tersebut yang update berdasarkan data-data yang terbaru. Sebab, menurut saya, nilai valuasi suatu saham di beberapa aplikasi kadang tidak sesuai dan kurang update.

2. Filter Saham dengan Kinerja Perusahaan Bagus

Setelah menemukan saham-saham murah, tentunya tidak semua saham tersebut langsung layak di beli kan? Bahkan mungkin sebagian besar sahamnya jelek.

Nah, cara selanjutnya adalah menyeleksi saham-saham tersebut berdasarkan kinerja perusahaannya.

Untuk melihat kinerja perusahaan, maka mau tidak mau Anda harus tekun mengumpulkan dan membara laporan keuangan perusahaan tersebut paling tidak 1-2 tahun terakhir.

Banyak indikator pada laporan keuangan yang bisa di baca untuk mengetahui bahwa kinerja suatu perusahaan sedang bagus. Yang paling umum adalah aset naik, ekuitas naik, laba naik, dan liabilitas terkontrol.

Nah, dari saham-saham murah yang telah Anda kumpulkan sebelumnya, seleksilah kembali saham apa saja yang sedang naik dalam 1-2 tahun terakhir. Maka daftar calon saham multibagger Anda akan mulai mengecil.

3. Pastikan Utang Stabil      

Salah satu angka yang selalu menjadi fokus saya dalam menilai suatu saham adalah angka liabilitas alias utang. Meski laba perusahaan terbang tapi utang juga ikut terbang, ya mesti was-was juga jadinya.

Liabilitas biasanya selalu ada. Jarang sekali suatu perusahaan tidak memiliki utang. Namun, Anda harus memastikan bahwa saham yang hendak Anda beli memiliki rasio utang yang wajar, terutama utang jangka pendek dan utang berbunga.

Seleksilah daftar calon saham multibagger Anda lagi. Singkirkan saham-saham yang memiliki utang banyak.

4. Saham Belum Kena Euforia

Terakhir, setelah di daftar Anda tadi tersisa beberapa saham saja, selanjutnya lihatlah saham yang belum terkena euforia pasar saham.

Belum kena euforia ini maksudnya apa? Maksudnya saham tersebut belum ramai diperbincangkan dimana-mana alias belum banyak di ketahui para investor.

Nah, saham yang memiliki fundamental bagus, kinerjanya konsisten, biasanya harganya bisa terbang dalam sekejap saat sudah kena euforia pasar. Beruntunglah jika Anda sudah memiliki saham ini sejak awal di harga murah.

Untuk memaksimalkan cara ini Anda sebaiknya mempelajari isu-isu ekonomi secara global dan nasional. Cari tahu saat ini sedang heboh sektor apa? Kira-kira setahun dua tahun kedepan sektor apa yang akan mencuat?

Bagian ini memang agak sulit. Membutuhkan ketekunan, pengalaman dan jam terbang tinggi untuk memahami isu-isu di luar dan di dalam negeri. Namun itulah tantangan menjadi investor bukan?

Tak usah buru-buru, yang penting semangat belajar. Stay hungry, stay foolish, kalau kata Steve Jobs. Hehe

Baca juga: Prospek Saham PPGL, Calon Multibagger?

Pendapat Saya Tentang Saham Multibagger

Selama keaktifan saya di investasi saham, saya belum pernah mendapatkan keuntungan investasi yang sampai ribuan persen. Namun untuk 100 sampai 200 persen, pernah.

Salah satunya, saya pernah membeli saham Merdeka Cooper Gold (MDKA) pada Maret 2020 pada harga Rp 1075 per lembar saham. Pada bulan Juni di tahun berikutnya, saya menjual saham saham tersebut pada harga Rp 2950 per lembar saham.

Dari investasi singkat kurang lebih setahun di perusahaan Pak Sandiaga Uno ini, saya mendapatkan keuntungan investasi sekitar 174%.

Apakah ini sudah di sebut multibagger? Tentunya belum, karena naiknya tidak berkali-kali lipat melainkan hanya satu kali lipat lebih.

Ada beberapa pendapat saya tentang saham multibagger berikut ini.

1. Saham multibagger tidak didapatkan dalam jangka waktu pendek

Saham yang bisa cuan ratusan bahkan ribuan persen biasanya jarang didapatkan dalam waktu kurang dari satu tahun. Gejolak pasar saham dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, sehingga suatu saham harus menunggu lama untuk bisa bertumbuh menjadi bagger.

Jadi, jika Anda mengharapkan saham calon multibagger Anda cuan maksimal, maka Anda harus sabar.

Contohlah saya. Jika saja saya sabar tidak menjual MDKA pada saat profit 174%, maka hari ini saya sudah cuan lebih besar yaitu 239%. Sebab hari ini, harga MDKA sudah terbang ke Rp 3.640 per lembar.

Grafik Merdeka Cooper Gold (MDKA)

2. Saham multibagger umumnya memiliki nilai pasar yang kecil

Saham idola sejuta ummat, BBCA, saat ini memiliki nilai pasar terbesar di bursa. Meski memiliki kinerja bagus dan membukukan keuntungan konsisten setiap tahun, namun apakah Anda mengharapkan BBCA menjadi multibagger ribuan persen dalam 5-10 tahun kedepan?

Menurut saya agak mustahil. Mengapa? Ya sebab BBCA sudah besar. Mau tumbuh sebesar apa lagi?

Makanya, harta karun saham multibagger biasanya ada pada saham yang nilai pasarnya masih kecil, sehingga masih memiliki ruang yang luas untuk tumbuh.

3. Saham multibagger sesuai dengan kaidah value investing

Untuk bisa bertumbuh secara konsisten dalam jangka panjang, maka suatu saham tentunya harus memiliki fundamental dan kinerja yang bagus. Iya kan?

Apakah saham gorengan bisa konsisten naik untuk jangka panjang dengan fundamental yang amburadul? Rasanya agak susah.

Maka menurut saya, jika ingin menumbuhkan investasi di sebuah saham yang diharapkan bisa multibagger, mestinya Anda mengikuti kaidah value investing.

Ohiya, Anda bisa membaca ulasan saya tentang strategi value investing secara lengkap disini.

Penutup

Itulah ulasan saya tentang cara menemukan saham multibagger. Memang mudah disebutkan, namun dalam praktiknya tidak semudah itu. Sekali lagi, ini perlu ketekunan dan kesabaran. Saya pun masih terus belajar.

Saya telah menerapkan cara-cara di atas dan saat ini saya sedang memegang beberapa saham kecil yang menurut analisa saya akan naik berkali-kali lipat. So let’s see in the next few years.

Berburu saham-saham kecil calon multibagger adalah penerapkan kaidah value investing. Bagi saya, berinvestasi dengan kaidah value investing adalah cara terbaik menjadi investor saham yang santai dan tetap cuan.

Pernahkah Anda meraup untung dari saham multibagger? Ceritakan di kolom komentar ya. Happy investing!

DiskusiBatalkan balasan

error: Content is protected !!
Exit mobile version