Lompat ke konten
Home » Teknik Swing Trading Saham, Cuan Mingguan

Teknik Swing Trading Saham, Cuan Mingguan

Teknik Swing Trading Saham adalah gaya jual beli saham di pasar modal dengan memanfaatkan pergerakan harga saham dalam jangka pendek. Banyak investor saham menganggap strategi swing trading ini paling berpeluang meraih cuan besar dalam waktu yang relatif singkat.

As you know, saya adalah penganut strategi value investing. Sebagian besar portofolio saya di pasar saham saya tempatkan pada emiten-emiten dengan mengikuti kaidah value investing.

Namun, sebenarnya saya juga memiliki sebagian kecil dana yang saya gunakan untuk meraup cuan sedikit-sedikit dengan teknik swing trading saham. Tidak seberapa, kira-kira kurang dari 10% portofolio saja.

Nah, mengapa saya tertarik melakukan teknik swing trading saham? Apa saja pengalaman swing trading yang bisa saya bagikan kepada Anda? Simak ulasan berikut.

Baca juga: Cara Mendapatkan Laporan Keuangan Saham yang Valid dan Update

Alasan Saya Melakukan Swing Trading Saham

Meski lebih menyukai value investing, saya memiliki beberapa alasan berikut ini untuk tetap melakukan teknik swing trading saham.

1. Gabut

Alasan utama adalah saya gabut dan bosan. Seperti yang Anda ketahui, strategi value investing biasanya memakan waktu lama untuk memetik hasilnya. Bisa dua tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau lebih.

Nah sambil menunggu investasi saya itu bertumbuh, saya biasanya gregetan juga melihat geliat di pasar saham. Makanya saya menyisakan sedikit dana untuk bermain di pasar saham dengan cara trading.

2. Mengasah Kemampuan Analisa Pasar

Saya suka menganalisa dan memprediksi sendiri kemana arah market dalam jangka pendek. Termasuk melihat isu-iso global, kondisi ekonomi, dan apa saja yang kira-kira mempengaruhi pergerakan harga saham.

Untuk menguji apa analisa saya benar atau tidak, maka tentu sebaiknya saya memiliki stock pick di market.

3. Biar Rajin Memantau Market

Jika saya sudah membeli beberapa saham yang saya targetkan untuk jangka panjang, saya biasanya jarang sekali mengecek market. Paling 2 minggu sekali, atau bahkan sebulan sekali. Memang begitulah value investor. Santai dan biasanya tetap cuan. Hehe

Nah jika saya memiliki dana yang ditempatkan di saham-saham jangka pendek, maka saya akan termotivasi untuk lebih sering membuka aplikasi sekuritas saya di laptop atau handphone.

Memahami Teknik Swing Trading Saham

Seperti yang saya sebutkan di awal, bahwa swing trading adalah istilah untuk menggambarkan cara meraup cuan dari jual beli saham dengan memanfaatkan pergerakan harga saham jangka pendek. Jangka pendek yang dimaksud disini adalah mingguan. Biasanya 1-8 mingguan saja.

Ada juga istilah trading saham yang jual beli dalam jangka waktu harian atau bahkan jam. Biasanya cara ini disebut dengan istilah scalping.

Apa perbedaan swing trading dan scalping strading? Mengapa saya tidak mencoba scalping juga?

Well, jangka waktu swing trading lebih panjang dari scalping trading. Dengan demikian, swing trading bisa sedikit lebih santai dibandingkan scalping trading.

Trading dengan cara scalping mengharuskan Anda memantau pergerakan harga saham sepanjang hari. Anda tidak boleh lalai semenitpun karena dalam semenit saja bisa terjadi banyak perubahan harga dan Anda bisa melewatkan kesempatan.

Saya yang saat ini masih bekerja kantoran tentu tidak cocok dengan cara scalping. Saya tidak punya banyak waktu untuk memantau pasar seharian. Makanya saya lebih memilih mencoba trading dengan teknik swing.

Baca juga: 5 Tips Sakti Trading Saham Gorengan Biar Tidak Gosong

Indikator Teknik Swing Trading Saham

Saya sebenarnya tidak ahli dalam teknik swing trading saham. Meskipun sering cuan juga, namun saya lebih suka teknik value investing yang meski jangka waktunya lebih lama namun peluang cuan menurut saya jauh lebih besar.

Nah beberapa indikator ini yang sering saya amati sehingga bisa meraup untung dengan swing trading:

1. Kondisi Psikologis Pasar

Hal ini yang menurut saya paling mempengaruhi cuan atau boncos dalam teknik swing trading. Para investor saham psikologisnya sedang bagaimana nih, sedang optimis, sedang waspada, atau sedang ketakutan?

Psikologis pasar sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi global dan isu-isu dalam negeri. Jika keadaan sedang normal, ada katalis positif, maka psikologi para investor akan positif.

Dalam keadaan begini biasanya saham-saham bergerak naik dengan mudah. Dengan demikian tidak begitu sulit untuk mendapat untung dari jual beli jangka pendek.

2. Menyeleksi Saham yang Ketinggalan Kereta

Saat keadaan pasar sedang kondusif, biasanya saham-saham bergerak naik dengan cepat. Nah pada kondisi begini, biasanya ada saham-saham yang masih adem ayem. Istilahnya ketinggalan kereta. Teman-temannya sudah pada naik, dia belum.

Nah saya biasanya melihat peluang pada saham-saham ini. Meski secara valuasi mungkin sudah tidak memenuhi kaidah value investor, namun saya bisa tetap masuk untuk numpang cuan jangka pendek. Biasanya jika sudah naik 8% lebih saya jual lagi segera.

3. Beli Saat Weakness atau Saat Breakout Resisten

Titik terbaik membeli saham adalah saat berada di titik termurah atau fase weakness. Jika berhasil membeli di titik ini, biasanya akan sangat menguntungkan bagi pelaku swing trading.

Namun kenyataannya, bagi saya tidak mudah mengetahui apakah suatu saham sudah berada di fase weakness atau belum. Terkadang suatu saham sudah turun jauh dari harga biasanya dan kita kadang menganggap itu sudah titik weakness. Namun ternyata saham tersebut masih lanjut turun lagi.

Nah jika begini, cara kedua yang biasa saya lakukan adalah menunggu titik beli kedua yaitu saat suatu saham naik menembus resisten.

Saham yang berhasil breakout resisten biasanya akan lanjut naik lebih tinggi. Saya biasanya menunggu di titik ini untuk membeli, sebab lebih mudah dideteksi. Saya sudah sering cuan jangka pendek dari membeli saham yang breakout resisten.

Pada saham ITMG di atas, saat secara teknikal harga saham menembus resisten di 22000-an, saya beli. Saat ini saya sudah menikmati cuan sekitar 20%. Rencananya, besok hari senin saham tersebut akan saya jual. Hehe

Tips Sakti Teknik Swing Trading Saham

Teknik swing trading saham memang berpotensi meraih untung dalam waktu cepat. Jika Anda mau untung cepat dan tidak sabar menjadi value investor yang harus menunggu lebih lama, maka teknik ini cocok untuk Anda. Meski, garis bawahi ya, resikonya juga tentu lebih besar.

Berikut ini tips sakti teknik swing trading saham berdasarkan pengalaman saya.

1. Lihai Membaca Arah Pasar

Anda harus pandai membaca arah pasar. Caranya? Selalu update info-info perkembangan terbaru yang bisa mempengaruhi pasar baik didalam maupun diluar negeri.

Teknik swing trading saham sangat dipengaruhi oleh kondisi jangka pendek. Contoh saja, beberapa hari lalu saat pasar sedang naik-naiknya dan harga saham bergerak maju tak gentar, eh tiba-tiba ada ledakan bom di Kiev, Ukraina. Dalam sekejap, harga saham dan IHSG kompak merah.

Pelaku swing trading saham harus lihat melihat fenomena seperti ini dan mengambil keputusan dengan cepat.

2. Fokus Pada Beberapa Saham

Agar bisa fokus memantau pergerakan saham, jangan menjadi kolektor saham yang memegang terlalu banyak emiten. Cukup 2-5 saham saja menurut saya. Tujuannya agar Anda bisa lebih fokus dan gesit mengambil langkah.

Disamping itu, dengan saham yang sedikit bobot masuknya bisa lebih banyak. Misalnya, dana Anda 10 juta. Jika dibagi ke 10 saham, masing-masing saham hanya dapat bobot 1 juta.

Coba jika hanya 2 saham. Bobotnya masing-masing 5 juta. Dengan bobot yang besar, jika cuan akan memberi keuntungan yang lebih besar.

3. Jangan Serakah

Keuntungan teknik swing trading saham diperoleh dari memanfaatkan pergerakan saham jangka pendek. Maka jika saham Anda sudah cuan, segera jual. Jangan serakah menunggu harga naik lagi.

Di pasar saham Anda tidak tau apa yang terjadi di detik berikutnya. Bisa saja saham Anda tiba-tiba anjlok kembali.

Saya biasanya menggunakan fitur auto sell pada sekuritas saya untuk mengamankan keuntungan. Jadi jika saham turun kembali, setidaknya saya sudah bisa meraih untung.

4. Jangan Mengejar Kereta

Penyakit utama para trader terutama yang pemula seperti saya adalah takut tidak ikut cuan. Bahasa kerennya FOMO alias fear of missing out.

Saat pasar sedang euforia, mereka khawatir tidak ikut meraih untung. Akhirnya membeli saham yang sudah naik terlalu tinggi, lalu akhirnya boncos.

Jangan takut ketinggalan kereta. Jika suatu saham sudah kelewat tinggi, lupakan saja. Cari peluang di saham-saham lain.

5. Sabar Menunggu

Jika menurut Anda sedang tidak ada saham yang tepat untuk swing trading, maka sabar saja sebab itu wajar. Jangan memaksa harus membeli saham setiap hari atau setiap minggu.

Memang kadang ada waktu kita sulit mendapatkan saham yang tepat. Apakah karena sudah pada mahal, atau kondisi pasar yang sedang tidak menentu.

Sabar saja. Yang penting selalu siapkan amunisi, agar saat ada peluang, Anda bisa masuk dengan porsi yang mumpuni.

Baca juga: Cara Melihat Keseluruhan Portofolio Saham di KSEI

Penutup

Itulah pengalaman teknik swing trading saham yang saya lakukan untuk meraih cuan dari pasar modal. Jika dibandingkan dengan value investing, swing trading memang bisa mendapat keuntungan lebih cepat. Tapi ya itu, resikonya juga tinggi.

Di value investing saya jarang sekali melakukan cut loss. Hampir tidak pernah. Namun di swing trading, meski saya sering mendapat cuan, namun cut loss juga menjadi menu harian. Haha

Well, apapun strategi yang Anda sukai, go ahead! Yang penting bisa mendapatkan cuan dan tidak melanggar aturan, saya kira tidak perlu diperdebatkan.

Happy Investing!

DiskusiBatalkan balasan

error: Content is protected !!
Exit mobile version